HACCP
Pada tahun 1971, untuk pertama
kalinya sistem HACCP ini dipaparkan kepada masyarakat di negara Amerika Serikat
di dalam suatu Konferensi Nasional Keamanan Pangan. Pada tahun berikutnya
Pillsbury mendapat kontrak untuk memberikan pelatihan HACCP kepada badan Food
and Drug Adminstration (FDA). Dokumen lengkap HACCP pertama kali
diterbitkan oleh Pillsbury pada tahun 1973 dan disambut baik oleh FDA dan
secara sukses diterapkan pada makanan kaleng berasam rendah.
Pada tahun 1985, The National
Academy of Scienses (NAS) merekomendasikan penerapan HACCP dalam
publikasinya yang berjudul An Evaluation of The Role of Microbiological
Criteria for Foods and Food Ingredients. Komite yang dibentuk oleh NAS
kemudian menyimpulkan bahwa sistem pencegahan seperti HACCP ini lebih dapat
memberikan jaminan kemanan pangan jika dibandingkan dengan sistem pengawasan
produk akhir.
Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol
dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik
kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah
satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan
dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan
jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam
suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat
dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP
bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai
produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan
diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya
pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai
promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif.
Pada beberapa negara penerapan HACCP
ini bersifat sukarela dan banyak industri pangan yang telah menerapkannya.
Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik produsen dan konsumen
dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industri pangan banyak
dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
Penerapan HACCP dalam industri
pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan
perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good
Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational
Procedure (SSOP).
Beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain
meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan
kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi
pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif
kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif , dan
mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar